BULAN TERNYATA MAKIN MENJAUH ...
Senin, 22 Juni 2009 | 05:38 WIB
Oleh Yulvianus Harjono
KOMPAS.com-Pada suatu masa—jutaan tahun ke depan—keturunan kita tidak akan bisa melihat bulan seperti sekarang.
Tidak ada lagi fenomena gerhana matahari ataupun bulan total, kecuali dalam jejak rekam sejarah sains. Lambat, tetapi pasti bulan semakin bergerak menjauh dari bumi.
Bukan tanpa alasan Neil Armstrong—manusia pertama yang menginjakkan kakinya di bulan—meninggalkan jejak panel reflektor yang terdiri atas 100 cermin beberapa menit sebelum dia meninggalkan bulan pada 21 Juli 1969. Reflektor inilah yang kemudian menuntun manusia pada penemuan fakta mencengangkan.
Memanfaatkan reflektor yang tertinggal di bulan, Prof Carrol Alley, fisikawan dari University of Maryland, Amerika Serikat, mengamati pergerakan orbit bulan. Caranya adalah dengan menembakkan laser dari observatorium ke reflektor di bulan. Di luar dugaan, dari hasil pengamatan tahunan, jarak bumi-bulan yang terekam dari laju tempuh laser bumi-bulan terus bertambah.
Diperkuat sejumlah pengamatan di McDonald Observatory, Texas, AS, dengan menggunakan teleskop 0,7 meter diperoleh fakta bahwa jarak orbit bulan bergerak menjauh dengan laju 3,8 sentimeter per tahun.
Para ahli meyakini, 4,6 miliar tahun lalu, saat terbentuk, ukuran bulan yang terlihat dari bumi bisa 15 kali lipat daripada sekarang. Jaraknya saat itu hanya 22,530 kilometer, seperduapuluh jarak sekarang (385.000 km).
Seandainya manusia sudah hidup pada masa itu, hari-hari yang dijalankan terasa lebih cepat. Hitungan kalender pun bakal berbeda. Bagaimana tidak, jika dalam sebulan waktu edar mengelilingi bumi hanya 20 hari, bukan 29-30 hari seperti sekarang. Rotasi bumi ketika itu pun berlangsung lebih cepat, hanya 18 jam sehari.
Jutaan tahun dari sekarang, seiring dengan menjauhnya bulan, hari-hari di bumi pun akan semakin lama, hingga mencapai 40 hari dalam sebulan. Hari pun bisa berlangsung semakin lama, hingga 30 jam. Lantas, mengapa ini bisa terjadi?
Takaho Miura dari Universitas Hirosaki, Jepang, dalam jurnal Astronomy & Astrophysics mengemukakan, jika bumi dan bulan, termasuk matahari, saling mendorong dirinya. Salah satunya, ini dipicu interaksi gaya pasang surut air laut.
Gaya pasang surut yang diakibatkan bulan terhadap lautan di bumi ternyata berangsur-angsur memindahkan gaya rotasi bumi ke gaya pergerakan orbit bulan. Akibatnya, tiap tahun orbit bulan menjauh. Sebaliknya, rotasi bumi melambat 0,000017 detik per tahun.
Stabilitas iklim
Fakta menjauhnya orbit bulan ini menjadi ancaman tidak hanya populasi manusia, tetapi juga kehidupan makhluk hidup di bumi. Pergerakan bulan, seperti diungkapkan Dr Jacques Laskar, astronom dari Paris Observatory, berperan penting menjaga stabilitas iklim dan suhu di bumi.
”Bulan adalah regulator iklim bumi. Gaya gravitasinya menjaga bumi tetap berevolusi mengelilingi matahari dengan sumbu rotasi 23 derajat. Jika gaya ini tidak ada, suhu dan iklim bumi akan kacau balau. Gurun Sahara bisa jadi lautan es, sementara Antartika menjadi gurun pasir,” ucapnya kepada Science Channel.
Sejumlah penelitian menyebutkan, pergerakan bulan juga berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup. Terumbu karang, misalnya, biasa berkembang biak, mengeluarkan spora, ketika air pasang yang disebabkan bulan purnama tiba.
Bulan penuh juga dipercaya meningkatkan perilaku agresif manusia. Di Los Angeles, AS, kepolisian wilayah setempat biasanya akan lebih waspada terhadap peningkatan aktivitas kriminal saat purnama.
Menjauhnya bulan dari bumi diyakini ahli geologis juga berpengaruh terhadap aktivitas lempeng bumi. Beberapa ahli telah lama menghubungkan kejadian sejumlah gempa dengan aktivitas bulan. ”Kekuatan yang sama yang menyebabkan laut pasang ikut memicu terangkatnya kerak bumi,” ucap Geoff Chester, astronom yang bekerja di Pusat Pengamatan Angkatan Laut AS, seperti dikutip dari National Geographic.
Beberapa kejadian gempa besar di Tanah Air yang pernah tercatat diketahui juga terkait dengan pergerakan bulan. Gempa-tsunami Nanggroe Aceh Darussalam (2004), Nabire (2004), Simeuleu (2005), dan Nias (2005) terjadi saat purnama. Gempa Mentawai (2005) dan Yogyakarta (2005) terjadi pada saat bulan baru dan posisi bulan di selatan.
Misi terbaru NASA
Kini, bulan sebagai tetangga terdekat bumi kembali menjadi perhatian riset astronomi di dunia. Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) pada Jumat (19/6) meluncurkan wahana LCRoS (Lunar Crater Observation and Sensing Satellite) di Cape Canaveral, AS. Wahana ini adalah bagian dari misi Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO), yaitu persiapan program mengembalikan astronot ke bulan tahun 2020 setelah terakhir dilakukan pada 1969-1972 (Reuters, 18/6).
Sasaran utama misi LCRoS untuk memastikan ada tidaknya air beku yang dipercaya berada di kawasan kawah gelap dekat kutub bulan. Dibantu dengan LRO yang memetakan permukaan di bulan secara detail, kedua misi baru ini mengisyaratkan hal besar: menancapkan tonggak baru soal kemungkinan membangun koloni di luar bumi!
Namun, dengan penuh kerendahan hati, Craig Tooley, LRO Project Manager, mengatakan, ”Pengetahuan kita tentang bulan secara keseluruhan saat ini masih minim. Kita punya peta lebih baik tentang Mars, tetapi tidak untuk bulan kita sendiri.”
Sumber: kompas.com
Senin, 22 Juni 2009 | 05:38 WIB
Oleh Yulvianus Harjono
KOMPAS.com-Pada suatu masa—jutaan tahun ke depan—keturunan kita tidak akan bisa melihat bulan seperti sekarang.
Tidak ada lagi fenomena gerhana matahari ataupun bulan total, kecuali dalam jejak rekam sejarah sains. Lambat, tetapi pasti bulan semakin bergerak menjauh dari bumi.
Bukan tanpa alasan Neil Armstrong—manusia pertama yang menginjakkan kakinya di bulan—meninggalkan jejak panel reflektor yang terdiri atas 100 cermin beberapa menit sebelum dia meninggalkan bulan pada 21 Juli 1969. Reflektor inilah yang kemudian menuntun manusia pada penemuan fakta mencengangkan.
Memanfaatkan reflektor yang tertinggal di bulan, Prof Carrol Alley, fisikawan dari University of Maryland, Amerika Serikat, mengamati pergerakan orbit bulan. Caranya adalah dengan menembakkan laser dari observatorium ke reflektor di bulan. Di luar dugaan, dari hasil pengamatan tahunan, jarak bumi-bulan yang terekam dari laju tempuh laser bumi-bulan terus bertambah.
Diperkuat sejumlah pengamatan di McDonald Observatory, Texas, AS, dengan menggunakan teleskop 0,7 meter diperoleh fakta bahwa jarak orbit bulan bergerak menjauh dengan laju 3,8 sentimeter per tahun.
Para ahli meyakini, 4,6 miliar tahun lalu, saat terbentuk, ukuran bulan yang terlihat dari bumi bisa 15 kali lipat daripada sekarang. Jaraknya saat itu hanya 22,530 kilometer, seperduapuluh jarak sekarang (385.000 km).
Seandainya manusia sudah hidup pada masa itu, hari-hari yang dijalankan terasa lebih cepat. Hitungan kalender pun bakal berbeda. Bagaimana tidak, jika dalam sebulan waktu edar mengelilingi bumi hanya 20 hari, bukan 29-30 hari seperti sekarang. Rotasi bumi ketika itu pun berlangsung lebih cepat, hanya 18 jam sehari.
Jutaan tahun dari sekarang, seiring dengan menjauhnya bulan, hari-hari di bumi pun akan semakin lama, hingga mencapai 40 hari dalam sebulan. Hari pun bisa berlangsung semakin lama, hingga 30 jam. Lantas, mengapa ini bisa terjadi?
Takaho Miura dari Universitas Hirosaki, Jepang, dalam jurnal Astronomy & Astrophysics mengemukakan, jika bumi dan bulan, termasuk matahari, saling mendorong dirinya. Salah satunya, ini dipicu interaksi gaya pasang surut air laut.
Gaya pasang surut yang diakibatkan bulan terhadap lautan di bumi ternyata berangsur-angsur memindahkan gaya rotasi bumi ke gaya pergerakan orbit bulan. Akibatnya, tiap tahun orbit bulan menjauh. Sebaliknya, rotasi bumi melambat 0,000017 detik per tahun.
Stabilitas iklim
Fakta menjauhnya orbit bulan ini menjadi ancaman tidak hanya populasi manusia, tetapi juga kehidupan makhluk hidup di bumi. Pergerakan bulan, seperti diungkapkan Dr Jacques Laskar, astronom dari Paris Observatory, berperan penting menjaga stabilitas iklim dan suhu di bumi.
”Bulan adalah regulator iklim bumi. Gaya gravitasinya menjaga bumi tetap berevolusi mengelilingi matahari dengan sumbu rotasi 23 derajat. Jika gaya ini tidak ada, suhu dan iklim bumi akan kacau balau. Gurun Sahara bisa jadi lautan es, sementara Antartika menjadi gurun pasir,” ucapnya kepada Science Channel.
Sejumlah penelitian menyebutkan, pergerakan bulan juga berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup. Terumbu karang, misalnya, biasa berkembang biak, mengeluarkan spora, ketika air pasang yang disebabkan bulan purnama tiba.
Bulan penuh juga dipercaya meningkatkan perilaku agresif manusia. Di Los Angeles, AS, kepolisian wilayah setempat biasanya akan lebih waspada terhadap peningkatan aktivitas kriminal saat purnama.
Menjauhnya bulan dari bumi diyakini ahli geologis juga berpengaruh terhadap aktivitas lempeng bumi. Beberapa ahli telah lama menghubungkan kejadian sejumlah gempa dengan aktivitas bulan. ”Kekuatan yang sama yang menyebabkan laut pasang ikut memicu terangkatnya kerak bumi,” ucap Geoff Chester, astronom yang bekerja di Pusat Pengamatan Angkatan Laut AS, seperti dikutip dari National Geographic.
Beberapa kejadian gempa besar di Tanah Air yang pernah tercatat diketahui juga terkait dengan pergerakan bulan. Gempa-tsunami Nanggroe Aceh Darussalam (2004), Nabire (2004), Simeuleu (2005), dan Nias (2005) terjadi saat purnama. Gempa Mentawai (2005) dan Yogyakarta (2005) terjadi pada saat bulan baru dan posisi bulan di selatan.
Misi terbaru NASA
Kini, bulan sebagai tetangga terdekat bumi kembali menjadi perhatian riset astronomi di dunia. Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) pada Jumat (19/6) meluncurkan wahana LCRoS (Lunar Crater Observation and Sensing Satellite) di Cape Canaveral, AS. Wahana ini adalah bagian dari misi Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO), yaitu persiapan program mengembalikan astronot ke bulan tahun 2020 setelah terakhir dilakukan pada 1969-1972 (Reuters, 18/6).
Sasaran utama misi LCRoS untuk memastikan ada tidaknya air beku yang dipercaya berada di kawasan kawah gelap dekat kutub bulan. Dibantu dengan LRO yang memetakan permukaan di bulan secara detail, kedua misi baru ini mengisyaratkan hal besar: menancapkan tonggak baru soal kemungkinan membangun koloni di luar bumi!
Namun, dengan penuh kerendahan hati, Craig Tooley, LRO Project Manager, mengatakan, ”Pengetahuan kita tentang bulan secara keseluruhan saat ini masih minim. Kita punya peta lebih baik tentang Mars, tetapi tidak untuk bulan kita sendiri.”
Sumber: kompas.com
Mon Apr 15, 2013 12:48 am by trfrm
» FORUM: Administrator: Salam Kenal
Fri Mar 29, 2013 11:29 pm by kresnadjaja
» INTRO: TESQSCAPE
Fri Mar 29, 2013 11:26 pm by kresnadjaja
» Kelompok Keahlian Fisika Sains
Fri Aug 17, 2012 11:02 am by kresnadjaja
» INFOTEK: Pesawat Mampu Terbang Non-Stop
Sat Oct 01, 2011 4:24 pm by Achmad Firwany
» NUKLIR: Penemuan Partikel Lebih Cepat daripada Cahaya
Sat Oct 01, 2011 4:20 pm by Achmad Firwany
» DINAMIK: Memahami Kedudukan Fisika Kuantum
Sat Oct 01, 2011 4:15 pm by Achmad Firwany
» DINAMIK: Konversi dan Konservasi Energi
Sat Oct 01, 2011 4:11 pm by Achmad Firwany
» PLANETOS: Dijual, Tanah di Planet Serupa Bumi
Tue Jan 11, 2011 2:56 pm by Achmad Firwany
» PARTIKEL: Target Sains 2011: Temukan 'Partikel Tuhan'
Tue Jan 11, 2011 2:48 pm by Achmad Firwany
» PLANETOS: Jumlah Planet di Tata Surya Akan Berkurang
Tue Jan 11, 2011 2:42 pm by Achmad Firwany
» PLANETOS: Jumlah Planet di Tata Surya Akan Berkurang
Tue Jan 11, 2011 2:39 pm by Achmad Firwany
» PLANETOS: Jumlah Planet di Tata Surya Akan Berkurang
Tue Jan 11, 2011 2:39 pm by Achmad Firwany
» ASTROS: R136a1 - Bintang Terbesar SejagatRaya
Tue Jan 11, 2011 2:36 pm by Achmad Firwany
» PLANETOS: Atmosfir Pluto Terbalik Dibanding Bumi
Tue Jan 11, 2011 2:30 pm by Achmad Firwany
» PLANETOS: Peneliti Temukan Planet Bertabur Berlian
Tue Jan 11, 2011 2:28 pm by Achmad Firwany
» MEDIK: Spektrum Frekuensi Gelombang Otak Manusia
Mon Jan 10, 2011 12:37 pm by Achmad Firwany
» HELIOS: Letusan Bintik Matahari Ancam Bumi
Mon Jan 10, 2011 11:17 am by Achmad Firwany
» IPTEK: Amerika Bangun MegaProyek Matahari Buatan
Mon Jan 10, 2011 11:10 am by Achmad Firwany
» KOSMOS: Bayi Lubang Hitam Ini Bisa Melahap Bumi
Mon Jan 10, 2011 10:53 am by Achmad Firwany
» KOSMOS: Bibit Kehidupan Bumi dari Luar Angkasa?
Mon Jan 10, 2011 10:51 am by Achmad Firwany
» KOSMOS: Alam Semesta Berkembang dari Cairan
Tue Dec 28, 2010 10:39 am by Achmad Firwany
» KOSMOS: Astronom Amatir Abadikan Hantaman Benda Asing Terhadap Jupiter
Fri Aug 27, 2010 1:49 am by Achmad Firwany
» KOSMOS: Stephen Hawking: tak Mau Punah, Manusia Harus Mencari Planet Lain
Fri Aug 27, 2010 1:33 am by Achmad Firwany
» WEBINFO: E-mail Fisika
Sun Aug 22, 2010 5:40 pm by TESQSCAPE
» KOSMOS: Peneliti Yakin Bumi Kiamat Tiap 27 Juta Tahun
Sun Jul 18, 2010 12:13 pm by Achmad Firwany
» NUKLIR: PII Rekomendasikan Penerapan Energi Nuklir
Tue Jun 15, 2010 6:35 pm by Admin
» KOSMO: Kandungan Air di Bulan Ternyata Lebih Banyak dari Perkiraan
Tue Jun 15, 2010 6:21 pm by Admin
» INFO: Lukman Hakim Dilantik Jadi Kepala LIPI
Tue Jun 15, 2010 6:13 pm by Admin
» KOSMO: Patung Berusia 200.000 Tahun Ditemukan Di Bulan
Sun Jun 13, 2010 12:06 pm by Achmad Firwany
» MATERIAL: Kristal Cair
Sat May 01, 2010 9:34 am by Achmad Firwany
» PARTIKEL: Mencari Partikel Antimateri Hingga Antariksa
Sat May 01, 2010 9:23 am by Achmad Firwany
» METEOR: Ledakan Meteorit Langka dan Acak
Sat May 01, 2010 8:31 am by Admin
» NUKLIR: BATAN: Chernobyl Bukan Alasan Tolak PLTN
Sat May 01, 2010 8:14 am by Admin
» NUKLIR: BATAN: Indonesia Baru Memiliki PLTN 2018-2020
Sat May 01, 2010 7:28 am by Admin
» INFOTEK: Terapkan 42 Mbps, Indonesia Terdepan di Asia
Wed Apr 28, 2010 3:59 am by Admin
» INFOTEK: Indonesia Konsisten Perhatikan Keselamatan Nuklir
Wed Apr 28, 2010 3:49 am by Admin
» INFOTEK: Eropa Bangun Teleskop Terbesar Dunia di Chile
Wed Apr 28, 2010 3:45 am by Admin
» KOSMOS: Anda Bukan Apa-Apa ...
Fri Apr 23, 2010 6:04 pm by Achmad Firwany
» ASTRO: Foto Pertama "Mikroskop" Matahari
Fri Apr 23, 2010 5:19 pm by Achmad Firwany
» OPTO: LASER: Light Amplification by Stimulation of Emission of Radiation
Thu Apr 22, 2010 10:31 am by Achmad Firwany
» ASTRO: LAPAN: Badai Matahari 2012 Bukan Kiamat
Thu Apr 22, 2010 10:23 am by Achmad Firwany
» LENSA: Dibalik Kemerdekaan RI - 17 Agustus 1945
Thu Apr 22, 2010 10:18 am by Achmad Firwany
» KOSMOS: Penetapan Kecepatan Cahaya
Thu Apr 22, 2010 10:01 am by Achmad Firwany
» ASTRO: Kerumitan Perhitungan Saat: Hari - Bulan - Tahun
Tue Apr 20, 2010 6:03 pm by Achmad Firwany
» KOSMOS: Kita Senantiasa Berpindah dalam Ruang dan Waktu
Tue Apr 20, 2010 5:30 pm by Achmad Firwany
» KOSMOS: Kelajuan Ekstrim: Lebih Laju daripada Cahaya
Tue Apr 20, 2010 4:54 pm by Achmad Firwany
» INTERMEZO: Proyek Antariksa Indonesia ...
Tue Apr 20, 2010 9:12 am by Achmad Firwany
» ASTRO: Sistem Kalender Bumi: 20102 Qiamat? Kalkulasi Manusia Tak Pernah Bisa Presisi!
Tue Apr 20, 2010 8:44 am by Achmad Firwany
» ASTRO: Penjelasan IpTek Tentang Isue HuruHara 2012
Tue Apr 20, 2010 8:13 am by Achmad Firwany
» ASTRO: Sebelas Planet dalam Tata Surya Kita?
Tue Apr 20, 2010 8:00 am by Achmad Firwany
» KEMO: Dinding Antara Dua Laut di Giblatar dan Sungai BawahLaut di Meksiko
Tue Apr 20, 2010 7:48 am by Achmad Firwany
» INFOTEK: Senjata BelaDiri Kejutan-Listrik Tegangan-Tinggi Berbentuk PonSel
Tue Apr 20, 2010 7:37 am by Admin
» INFOTEK: Senjata Api Pembunuh Berbentuk PonSel
Tue Apr 20, 2010 6:49 am by Admin
» INFOTEK: Lensa Tembus-Pandang
Tue Apr 20, 2010 5:30 am by Achmad Firwany
» OPTO: Sains dan Teknologi Lensa Tembus Pandang
Tue Apr 20, 2010 3:49 am by Achmad Firwany
» BIO: Spektrum Frekuensi Gelombang Otak Manusia
Tue Apr 20, 2010 3:01 am by Achmad Firwany
» PSI: Menguak Kemampuan PSI | ESP
Tue Apr 20, 2010 2:52 am by Achmad Firwany
» ESAI: Orang Bodoh VS Orang Pintar
Tue Apr 20, 2010 2:24 am by Achmad Firwany
» NICE VIDEO: Black Hole: Jangan Tamak ... Jangan Serakah
Tue Apr 20, 2010 2:20 am by Achmad Firwany
» NICE VIDEO: Reach: Jadilah DiriMu Sendiri
Tue Apr 20, 2010 2:18 am by Achmad Firwany
» NICE VIDEO: Voodoo: Kejahatan Anda Akan Balik Kepada Anda
Tue Apr 20, 2010 2:15 am by Achmad Firwany
» PHOTO: Warna. Properti dan Atribut
Tue Apr 20, 2010 2:08 am by Achmad Firwany
» MIKROTEK: Kenali Kartu Plastik Pengganti Uang Anda
Tue Apr 20, 2010 1:35 am by Achmad Firwany
» LENSA: Nomor Anda Berapa?
Tue Apr 20, 2010 1:18 am by Achmad Firwany
» GEO: Biang Gempa-Bumi dan Tsunami
Tue Apr 20, 2010 12:57 am by Achmad Firwany
» MATERIAL: Logam Makin Keras dan Lentur
Mon Apr 19, 2010 5:35 pm by Achmad Firwany
» KOSMOS: Rahasia Kosmik Sang Air: Fenomena Natural dan SupraNatural
Mon Apr 19, 2010 11:25 am by Achmad Firwany
» ASTRO: Bintang Neutron, Supernova dan Lubang Hitam
Mon Apr 19, 2010 9:36 am by Achmad Firwany
» TEKNO: Bill Gates dan Toshiba akan Bangun Reaktor Nuklir
Mon Apr 12, 2010 5:18 am by Admin
» ASTRO: Pelacakan Ledakan Bintang Raksasa SuperNova
Fri Apr 09, 2010 7:34 am by Achmad Firwany
» KOSMOS: Asteroid Raksasa Penyebab Kepunahan Dinosaurus
Fri Apr 09, 2010 6:15 am by Admin
» MATERIAL: MetaMaterial Memungkinkan Anda Menghilang dari Pandangan
Fri Apr 09, 2010 4:06 am by Admin
» GEO: Hipotesis Gaia: Bumi Yang Hidup Dan Bernafas
Fri Apr 09, 2010 3:54 am by Admin
» KOSMOS: Jarak Antara Bumi dan Bulan Makin Hari Makin Jauh dan Hari Makin Panjang
Fri Apr 09, 2010 3:49 am by Admin
» TUTORIAL: Memuat Citra KompuGrafik: Foto | Gambar di Forum ini
Fri Apr 09, 2010 3:23 am by Admin
» TEST: Menampilkan Klip Video
Fri Apr 09, 2010 3:10 am by Admin
» TEST: Menampilkan Klip Audio
Fri Apr 09, 2010 2:59 am by Admin
» TEST: Menampilkan Citra Grafiks: Foto Atau Gambar
Fri Apr 09, 2010 2:32 am by Admin
» TEST: Membuat Tabulasi
Thu Apr 08, 2010 7:06 pm by Admin
» TEST: Membuat Daftar
Thu Apr 08, 2010 7:02 pm by Admin
» TEST: 1 ... 2 ... 3 ...
Thu Apr 08, 2010 7:00 pm by Admin
» FORUM: Pertanyaan Tak Akan Dijawab oleh Administrator
Thu Apr 08, 2010 6:49 pm by Admin
» FORUM: Tata Tertib
Thu Apr 08, 2010 6:46 pm by Admin
» FORUM: Etika
Thu Apr 08, 2010 6:42 pm by Admin
» FORUM: Ketentuan dan Kebijakan Administrator Forum
Thu Apr 08, 2010 6:35 pm by Admin
» FORUM: Selamat Datang
Thu Apr 08, 2010 6:15 pm by Admin
» FORUM: Undangan Untuk Para Pemerhati Fisika
Thu Apr 08, 2010 6:11 pm by Admin
» KOSMOS: Semesta Kita Ternyata Hologram Raksasa
Mon Feb 22, 2010 8:48 am by Admin
» WTA: Image To Seg-Y
Tue Feb 09, 2010 8:00 pm by hendraparley