Hipotesis Gaia : Bumi Yang Hidup Dan Bernafas
Epoch Times
SISTEM HIDUP: Dinamai menurut Dewi Bumi bangsa Yunani Kuno,
Hipotesis Gaia menggambarkan planet kita sebagai sebuah sistem yang hidup,
bernafas dan sebagai satu kesatuan yang memiliki aturan sendiri.
[ INTERNET ]
"Alam itu bijaksana" Banyak orang yang sering mendengar ungkapan ini, namun seberapa benarkah ungkapan ini?
Jika kita mengaduk bejana hipotesis ilmiah modern, dan memilih manakah di antara mereka yang paling mengaburkan antara garis nyata dan ramalan, kita akan menemukan Hipotesis Gaia berada di puncak rating.
Selama empat dekade, gagasan tentang "bumi yang hidup" terus mengumpulkan bukti nyata untuk mendukungnya, para ilmuwan dari berbagai bidang mulai tertarik dengan gagasan tersebut.
Lalu apakah yang dimaksud dengan Hipotesis Gaia? Dinamai menurut Dewi Bumi bangsa Yunani kuno, teori ini menggambarkan planet kita sebagai sebuah sistem yang hidup, bernafas dan sebagai satu kesatuan yang memiliki aturan sendiri.
Lihatlah pada udara yang kita hirup misalnya. Oksigen adalah unsur praktis yang sangat dibutuhkan oleh semua organisme untuk hidup, mulai dari bakteri, ikan hingga manusia. Gas ini selama berabad-abad mengelola 21% komposisi atmosfer bumi yang berkaitan dengan kelangsungan hidup organisme (tumbuhan) yang secara terus menerus melepaskan gas tersebut.
Oksigen -elemen yang sangat reaktif- memiliki potensi untuk bersenyawa dengan mineral dan gas lain dari atmosfer dan kerak bumi, mengabur sepenuhnya dalam bentuk senyawa-nya masing-masing.
Namun walaupun labil, atmosfer Bumi merupakan penyokong kehidupan yang relatif tiada hentinya. Ini adalah salah satu hasil pengamatan dari ahli kimia James Lovelock yang dipaparkan pada konferensi ilmiah yang diselenggarakan di Princeton tahun 1969.
Mengemukakan konsep alam semesta sebagai sebuah permainan adu untung semata, Lovelock mendalilkan bahwa bumi dapat bekerja dengan baik seperti layaknya suatu organisme hidup yang maha besar, dia mengorganisir semua bentuk materi, baik itu materi organik maupun anorganik dengan tujuan yang pasti, yakni menciptakan suatu lingkungan yang layak menopang kehidupan di dalamnya.
Lepas dari prestasi masa lalunya -khususnya pada saat menciptakan instrumen sensitif untuk pesawat ruang angkasa Viking pada eksplorasi Marsnya- ide Lovelock tentang bumi yang hidup mendulang kritik keras dari para koleganya.
Hal lain yang diangkat Lovelock adalah tidak berubahnya konsentrasi kadar garam air laut, yang tetap berada pada tingkat optimal bagi eksistensi kehidupan. Ilmu pengetahuan telah menemukan bahwa air sungai secara konstan menyeret mineral garam untuk masuk ke laut, namun ketika air laut menguap menjadi bentuk awan, garamnya tidak akan terbawa serta.
Jika kita dengan ketat mengikuti cara berpikir logis, kita pasti menyimpulkan bahwa konsentrasi kadar garam di laut semestinya akan meningkat seiring waktu. Namun hal ini tidak terjadi. Konsentrasi kadar garam tidak berubah selama berabad-abad.
Menurut mereka yang mendukung Hipotesis Gaia, ini merujuk pada kemampuan kolosal bumi dalam memelihara keseimbangan internal - fenomena yang secara ilmiah sesuai (meskipun pada umumnya berlaku pada organisme sel) layaknya "homeostasis" (sistem keseimbangan internal pada tubuh).
Beberapa pihak percaya bahwa jawaban di balik fenomena ganjil ini mungkin ditemukan pada pembentukan tambang garam: dari waktu ke waktu air membentuk sebuah teluk dan kemudian terkurung oleh daratan. Air menguap dan hanya meninggalkan garam.
Daratan inilah yang kemudian tertutup oleh tanah liat dan pasir, yang lama kelamaan mengubahnya menjadi batu karang, mencegah air sungai membawa mineral garam pergi.
Apakah mekanisme ini yang mengatur konsentrasi garam, seperti misalnya air tawar (sungai) tidak pernah tidak dapat didiami ikan dan makhluk laut lain? Menurut para pendukung teori ini, hal tersebut bukanlah keadaan yang kebetulan, namun lebih dari suatu proses yang dikendalikan oleh Gaia sendiri.
Contoh terbaru lain yang mendukung keberadaan Gaia adalah datang dari penemuan ilmuwan Universitas Hong Kong, pimpinan Jiu Liao. Selama penelitiannya di sepanjang pantai, tim peneliti ini mencatat bahwa air pasang seolah-olah membuat pesisir pantai "bernafas" seperti udara dan embun yang bersirkulasi melalui tekanan air pada dasar laut.
Kasus pernafasan yang paling jelas dapat dilihat pada gelembung udara yang muncul dari lantai pesisir. Air pasang nampaknya mempengaruhi gerakan ritmis dasar laut, menyebabkan sesuatu yang serupa dengan pernafasan tetapi dengan frekuensi yang lebih lambat, tepatnya, tentu saja, disesuaikan dengan ukuran bumi yang mahabesar.
Bukti mengenai bumi yang hidup dan bernafas tidak hanya berhenti di sana: laporan akhir oleh ilmuwan dari Observatorium Mauna Loa Hawaii menunjukkan bahwa konsentrasi karbondioksida (CO2), dari tahun 1955 hingga 1995, bervariasi dalam pola ritmis—naik turun, dengan bukti yang dikumpulkan melalui beberapa stasiun geografi, dan beberapa diantaranya menginterpretasikan seperti layaknya bumi yang sedang menghirup dan menghembuskan nafas.
Hipotesis Gaia berdiri melawan dominasi teori yang berpegang pada gagasan, kondisi yang layak untuk hidup telah dikelola selama beribu-ribu tahun semata-mata hanyalah kebetulan - proses kerja independent yang terisolasi ini, menciptakan situasi yang lemah.
Keyakinan bahwa Bumi adalah sistem yang hidup merupakan gagasan yang hingga kini lebih banyak mendapatkan sikap skeptis daripada mereka yang mendukung, namun pemikiran dapat berubah seiring bukti yang bermunculan. (The Epoch Times/feb)
Sumber: The Epoch Times
http://erabaru.net/featured-news/48-hot-update/7613-hipotesis-gaia-bumi-yang-hidup-dan-bernafas
Rabu, 02 Desember 2009
Epoch Times
SISTEM HIDUP: Dinamai menurut Dewi Bumi bangsa Yunani Kuno,
Hipotesis Gaia menggambarkan planet kita sebagai sebuah sistem yang hidup,
bernafas dan sebagai satu kesatuan yang memiliki aturan sendiri.
[ INTERNET ]
"Alam itu bijaksana" Banyak orang yang sering mendengar ungkapan ini, namun seberapa benarkah ungkapan ini?
Jika kita mengaduk bejana hipotesis ilmiah modern, dan memilih manakah di antara mereka yang paling mengaburkan antara garis nyata dan ramalan, kita akan menemukan Hipotesis Gaia berada di puncak rating.
Selama empat dekade, gagasan tentang "bumi yang hidup" terus mengumpulkan bukti nyata untuk mendukungnya, para ilmuwan dari berbagai bidang mulai tertarik dengan gagasan tersebut.
Lalu apakah yang dimaksud dengan Hipotesis Gaia? Dinamai menurut Dewi Bumi bangsa Yunani kuno, teori ini menggambarkan planet kita sebagai sebuah sistem yang hidup, bernafas dan sebagai satu kesatuan yang memiliki aturan sendiri.
Lihatlah pada udara yang kita hirup misalnya. Oksigen adalah unsur praktis yang sangat dibutuhkan oleh semua organisme untuk hidup, mulai dari bakteri, ikan hingga manusia. Gas ini selama berabad-abad mengelola 21% komposisi atmosfer bumi yang berkaitan dengan kelangsungan hidup organisme (tumbuhan) yang secara terus menerus melepaskan gas tersebut.
Oksigen -elemen yang sangat reaktif- memiliki potensi untuk bersenyawa dengan mineral dan gas lain dari atmosfer dan kerak bumi, mengabur sepenuhnya dalam bentuk senyawa-nya masing-masing.
Namun walaupun labil, atmosfer Bumi merupakan penyokong kehidupan yang relatif tiada hentinya. Ini adalah salah satu hasil pengamatan dari ahli kimia James Lovelock yang dipaparkan pada konferensi ilmiah yang diselenggarakan di Princeton tahun 1969.
Mengemukakan konsep alam semesta sebagai sebuah permainan adu untung semata, Lovelock mendalilkan bahwa bumi dapat bekerja dengan baik seperti layaknya suatu organisme hidup yang maha besar, dia mengorganisir semua bentuk materi, baik itu materi organik maupun anorganik dengan tujuan yang pasti, yakni menciptakan suatu lingkungan yang layak menopang kehidupan di dalamnya.
Lepas dari prestasi masa lalunya -khususnya pada saat menciptakan instrumen sensitif untuk pesawat ruang angkasa Viking pada eksplorasi Marsnya- ide Lovelock tentang bumi yang hidup mendulang kritik keras dari para koleganya.
Hal lain yang diangkat Lovelock adalah tidak berubahnya konsentrasi kadar garam air laut, yang tetap berada pada tingkat optimal bagi eksistensi kehidupan. Ilmu pengetahuan telah menemukan bahwa air sungai secara konstan menyeret mineral garam untuk masuk ke laut, namun ketika air laut menguap menjadi bentuk awan, garamnya tidak akan terbawa serta.
Jika kita dengan ketat mengikuti cara berpikir logis, kita pasti menyimpulkan bahwa konsentrasi kadar garam di laut semestinya akan meningkat seiring waktu. Namun hal ini tidak terjadi. Konsentrasi kadar garam tidak berubah selama berabad-abad.
Menurut mereka yang mendukung Hipotesis Gaia, ini merujuk pada kemampuan kolosal bumi dalam memelihara keseimbangan internal - fenomena yang secara ilmiah sesuai (meskipun pada umumnya berlaku pada organisme sel) layaknya "homeostasis" (sistem keseimbangan internal pada tubuh).
Beberapa pihak percaya bahwa jawaban di balik fenomena ganjil ini mungkin ditemukan pada pembentukan tambang garam: dari waktu ke waktu air membentuk sebuah teluk dan kemudian terkurung oleh daratan. Air menguap dan hanya meninggalkan garam.
Daratan inilah yang kemudian tertutup oleh tanah liat dan pasir, yang lama kelamaan mengubahnya menjadi batu karang, mencegah air sungai membawa mineral garam pergi.
Apakah mekanisme ini yang mengatur konsentrasi garam, seperti misalnya air tawar (sungai) tidak pernah tidak dapat didiami ikan dan makhluk laut lain? Menurut para pendukung teori ini, hal tersebut bukanlah keadaan yang kebetulan, namun lebih dari suatu proses yang dikendalikan oleh Gaia sendiri.
Contoh terbaru lain yang mendukung keberadaan Gaia adalah datang dari penemuan ilmuwan Universitas Hong Kong, pimpinan Jiu Liao. Selama penelitiannya di sepanjang pantai, tim peneliti ini mencatat bahwa air pasang seolah-olah membuat pesisir pantai "bernafas" seperti udara dan embun yang bersirkulasi melalui tekanan air pada dasar laut.
Kasus pernafasan yang paling jelas dapat dilihat pada gelembung udara yang muncul dari lantai pesisir. Air pasang nampaknya mempengaruhi gerakan ritmis dasar laut, menyebabkan sesuatu yang serupa dengan pernafasan tetapi dengan frekuensi yang lebih lambat, tepatnya, tentu saja, disesuaikan dengan ukuran bumi yang mahabesar.
Bukti mengenai bumi yang hidup dan bernafas tidak hanya berhenti di sana: laporan akhir oleh ilmuwan dari Observatorium Mauna Loa Hawaii menunjukkan bahwa konsentrasi karbondioksida (CO2), dari tahun 1955 hingga 1995, bervariasi dalam pola ritmis—naik turun, dengan bukti yang dikumpulkan melalui beberapa stasiun geografi, dan beberapa diantaranya menginterpretasikan seperti layaknya bumi yang sedang menghirup dan menghembuskan nafas.
Hipotesis Gaia berdiri melawan dominasi teori yang berpegang pada gagasan, kondisi yang layak untuk hidup telah dikelola selama beribu-ribu tahun semata-mata hanyalah kebetulan - proses kerja independent yang terisolasi ini, menciptakan situasi yang lemah.
Keyakinan bahwa Bumi adalah sistem yang hidup merupakan gagasan yang hingga kini lebih banyak mendapatkan sikap skeptis daripada mereka yang mendukung, namun pemikiran dapat berubah seiring bukti yang bermunculan. (The Epoch Times/feb)
Sumber: The Epoch Times
http://erabaru.net/featured-news/48-hot-update/7613-hipotesis-gaia-bumi-yang-hidup-dan-bernafas
Rabu, 02 Desember 2009
Mon Apr 15, 2013 12:48 am by trfrm
» FORUM: Administrator: Salam Kenal
Fri Mar 29, 2013 11:29 pm by kresnadjaja
» INTRO: TESQSCAPE
Fri Mar 29, 2013 11:26 pm by kresnadjaja
» Kelompok Keahlian Fisika Sains
Fri Aug 17, 2012 11:02 am by kresnadjaja
» INFOTEK: Pesawat Mampu Terbang Non-Stop
Sat Oct 01, 2011 4:24 pm by Achmad Firwany
» NUKLIR: Penemuan Partikel Lebih Cepat daripada Cahaya
Sat Oct 01, 2011 4:20 pm by Achmad Firwany
» DINAMIK: Memahami Kedudukan Fisika Kuantum
Sat Oct 01, 2011 4:15 pm by Achmad Firwany
» DINAMIK: Konversi dan Konservasi Energi
Sat Oct 01, 2011 4:11 pm by Achmad Firwany
» PLANETOS: Dijual, Tanah di Planet Serupa Bumi
Tue Jan 11, 2011 2:56 pm by Achmad Firwany
» PARTIKEL: Target Sains 2011: Temukan 'Partikel Tuhan'
Tue Jan 11, 2011 2:48 pm by Achmad Firwany
» PLANETOS: Jumlah Planet di Tata Surya Akan Berkurang
Tue Jan 11, 2011 2:42 pm by Achmad Firwany
» PLANETOS: Jumlah Planet di Tata Surya Akan Berkurang
Tue Jan 11, 2011 2:39 pm by Achmad Firwany
» PLANETOS: Jumlah Planet di Tata Surya Akan Berkurang
Tue Jan 11, 2011 2:39 pm by Achmad Firwany
» ASTROS: R136a1 - Bintang Terbesar SejagatRaya
Tue Jan 11, 2011 2:36 pm by Achmad Firwany
» PLANETOS: Atmosfir Pluto Terbalik Dibanding Bumi
Tue Jan 11, 2011 2:30 pm by Achmad Firwany
» PLANETOS: Peneliti Temukan Planet Bertabur Berlian
Tue Jan 11, 2011 2:28 pm by Achmad Firwany
» MEDIK: Spektrum Frekuensi Gelombang Otak Manusia
Mon Jan 10, 2011 12:37 pm by Achmad Firwany
» HELIOS: Letusan Bintik Matahari Ancam Bumi
Mon Jan 10, 2011 11:17 am by Achmad Firwany
» IPTEK: Amerika Bangun MegaProyek Matahari Buatan
Mon Jan 10, 2011 11:10 am by Achmad Firwany
» KOSMOS: Bayi Lubang Hitam Ini Bisa Melahap Bumi
Mon Jan 10, 2011 10:53 am by Achmad Firwany
» KOSMOS: Bibit Kehidupan Bumi dari Luar Angkasa?
Mon Jan 10, 2011 10:51 am by Achmad Firwany
» KOSMOS: Alam Semesta Berkembang dari Cairan
Tue Dec 28, 2010 10:39 am by Achmad Firwany
» KOSMOS: Astronom Amatir Abadikan Hantaman Benda Asing Terhadap Jupiter
Fri Aug 27, 2010 1:49 am by Achmad Firwany
» KOSMOS: Stephen Hawking: tak Mau Punah, Manusia Harus Mencari Planet Lain
Fri Aug 27, 2010 1:33 am by Achmad Firwany
» WEBINFO: E-mail Fisika
Sun Aug 22, 2010 5:40 pm by TESQSCAPE
» KOSMOS: Peneliti Yakin Bumi Kiamat Tiap 27 Juta Tahun
Sun Jul 18, 2010 12:13 pm by Achmad Firwany
» NUKLIR: PII Rekomendasikan Penerapan Energi Nuklir
Tue Jun 15, 2010 6:35 pm by Admin
» KOSMO: Kandungan Air di Bulan Ternyata Lebih Banyak dari Perkiraan
Tue Jun 15, 2010 6:21 pm by Admin
» INFO: Lukman Hakim Dilantik Jadi Kepala LIPI
Tue Jun 15, 2010 6:13 pm by Admin
» KOSMO: Patung Berusia 200.000 Tahun Ditemukan Di Bulan
Sun Jun 13, 2010 12:06 pm by Achmad Firwany
» MATERIAL: Kristal Cair
Sat May 01, 2010 9:34 am by Achmad Firwany
» PARTIKEL: Mencari Partikel Antimateri Hingga Antariksa
Sat May 01, 2010 9:23 am by Achmad Firwany
» METEOR: Ledakan Meteorit Langka dan Acak
Sat May 01, 2010 8:31 am by Admin
» NUKLIR: BATAN: Chernobyl Bukan Alasan Tolak PLTN
Sat May 01, 2010 8:14 am by Admin
» NUKLIR: BATAN: Indonesia Baru Memiliki PLTN 2018-2020
Sat May 01, 2010 7:28 am by Admin
» INFOTEK: Terapkan 42 Mbps, Indonesia Terdepan di Asia
Wed Apr 28, 2010 3:59 am by Admin
» INFOTEK: Indonesia Konsisten Perhatikan Keselamatan Nuklir
Wed Apr 28, 2010 3:49 am by Admin
» INFOTEK: Eropa Bangun Teleskop Terbesar Dunia di Chile
Wed Apr 28, 2010 3:45 am by Admin
» KOSMOS: Anda Bukan Apa-Apa ...
Fri Apr 23, 2010 6:04 pm by Achmad Firwany
» ASTRO: Foto Pertama "Mikroskop" Matahari
Fri Apr 23, 2010 5:19 pm by Achmad Firwany
» OPTO: LASER: Light Amplification by Stimulation of Emission of Radiation
Thu Apr 22, 2010 10:31 am by Achmad Firwany
» ASTRO: LAPAN: Badai Matahari 2012 Bukan Kiamat
Thu Apr 22, 2010 10:23 am by Achmad Firwany
» LENSA: Dibalik Kemerdekaan RI - 17 Agustus 1945
Thu Apr 22, 2010 10:18 am by Achmad Firwany
» KOSMOS: Penetapan Kecepatan Cahaya
Thu Apr 22, 2010 10:01 am by Achmad Firwany
» ASTRO: Kerumitan Perhitungan Saat: Hari - Bulan - Tahun
Tue Apr 20, 2010 6:03 pm by Achmad Firwany
» KOSMOS: Kita Senantiasa Berpindah dalam Ruang dan Waktu
Tue Apr 20, 2010 5:30 pm by Achmad Firwany
» KOSMOS: Kelajuan Ekstrim: Lebih Laju daripada Cahaya
Tue Apr 20, 2010 4:54 pm by Achmad Firwany
» INTERMEZO: Proyek Antariksa Indonesia ...
Tue Apr 20, 2010 9:12 am by Achmad Firwany
» ASTRO: Sistem Kalender Bumi: 20102 Qiamat? Kalkulasi Manusia Tak Pernah Bisa Presisi!
Tue Apr 20, 2010 8:44 am by Achmad Firwany
» ASTRO: Penjelasan IpTek Tentang Isue HuruHara 2012
Tue Apr 20, 2010 8:13 am by Achmad Firwany
» ASTRO: Sebelas Planet dalam Tata Surya Kita?
Tue Apr 20, 2010 8:00 am by Achmad Firwany
» KEMO: Dinding Antara Dua Laut di Giblatar dan Sungai BawahLaut di Meksiko
Tue Apr 20, 2010 7:48 am by Achmad Firwany
» INFOTEK: Senjata BelaDiri Kejutan-Listrik Tegangan-Tinggi Berbentuk PonSel
Tue Apr 20, 2010 7:37 am by Admin
» INFOTEK: Senjata Api Pembunuh Berbentuk PonSel
Tue Apr 20, 2010 6:49 am by Admin
» INFOTEK: Lensa Tembus-Pandang
Tue Apr 20, 2010 5:30 am by Achmad Firwany
» OPTO: Sains dan Teknologi Lensa Tembus Pandang
Tue Apr 20, 2010 3:49 am by Achmad Firwany
» BIO: Spektrum Frekuensi Gelombang Otak Manusia
Tue Apr 20, 2010 3:01 am by Achmad Firwany
» PSI: Menguak Kemampuan PSI | ESP
Tue Apr 20, 2010 2:52 am by Achmad Firwany
» ESAI: Orang Bodoh VS Orang Pintar
Tue Apr 20, 2010 2:24 am by Achmad Firwany
» NICE VIDEO: Black Hole: Jangan Tamak ... Jangan Serakah
Tue Apr 20, 2010 2:20 am by Achmad Firwany
» NICE VIDEO: Reach: Jadilah DiriMu Sendiri
Tue Apr 20, 2010 2:18 am by Achmad Firwany
» NICE VIDEO: Voodoo: Kejahatan Anda Akan Balik Kepada Anda
Tue Apr 20, 2010 2:15 am by Achmad Firwany
» PHOTO: Warna. Properti dan Atribut
Tue Apr 20, 2010 2:08 am by Achmad Firwany
» MIKROTEK: Kenali Kartu Plastik Pengganti Uang Anda
Tue Apr 20, 2010 1:35 am by Achmad Firwany
» LENSA: Nomor Anda Berapa?
Tue Apr 20, 2010 1:18 am by Achmad Firwany
» GEO: Biang Gempa-Bumi dan Tsunami
Tue Apr 20, 2010 12:57 am by Achmad Firwany
» MATERIAL: Logam Makin Keras dan Lentur
Mon Apr 19, 2010 5:35 pm by Achmad Firwany
» KOSMOS: Rahasia Kosmik Sang Air: Fenomena Natural dan SupraNatural
Mon Apr 19, 2010 11:25 am by Achmad Firwany
» ASTRO: Bintang Neutron, Supernova dan Lubang Hitam
Mon Apr 19, 2010 9:36 am by Achmad Firwany
» TEKNO: Bill Gates dan Toshiba akan Bangun Reaktor Nuklir
Mon Apr 12, 2010 5:18 am by Admin
» ASTRO: Pelacakan Ledakan Bintang Raksasa SuperNova
Fri Apr 09, 2010 7:34 am by Achmad Firwany
» KOSMOS: Asteroid Raksasa Penyebab Kepunahan Dinosaurus
Fri Apr 09, 2010 6:15 am by Admin
» MATERIAL: MetaMaterial Memungkinkan Anda Menghilang dari Pandangan
Fri Apr 09, 2010 4:06 am by Admin
» GEO: Hipotesis Gaia: Bumi Yang Hidup Dan Bernafas
Fri Apr 09, 2010 3:54 am by Admin
» KOSMOS: Jarak Antara Bumi dan Bulan Makin Hari Makin Jauh dan Hari Makin Panjang
Fri Apr 09, 2010 3:49 am by Admin
» TUTORIAL: Memuat Citra KompuGrafik: Foto | Gambar di Forum ini
Fri Apr 09, 2010 3:23 am by Admin
» TEST: Menampilkan Klip Video
Fri Apr 09, 2010 3:10 am by Admin
» TEST: Menampilkan Klip Audio
Fri Apr 09, 2010 2:59 am by Admin
» TEST: Menampilkan Citra Grafiks: Foto Atau Gambar
Fri Apr 09, 2010 2:32 am by Admin
» TEST: Membuat Tabulasi
Thu Apr 08, 2010 7:06 pm by Admin
» TEST: Membuat Daftar
Thu Apr 08, 2010 7:02 pm by Admin
» TEST: 1 ... 2 ... 3 ...
Thu Apr 08, 2010 7:00 pm by Admin
» FORUM: Pertanyaan Tak Akan Dijawab oleh Administrator
Thu Apr 08, 2010 6:49 pm by Admin
» FORUM: Tata Tertib
Thu Apr 08, 2010 6:46 pm by Admin
» FORUM: Etika
Thu Apr 08, 2010 6:42 pm by Admin
» FORUM: Ketentuan dan Kebijakan Administrator Forum
Thu Apr 08, 2010 6:35 pm by Admin
» FORUM: Selamat Datang
Thu Apr 08, 2010 6:15 pm by Admin
» FORUM: Undangan Untuk Para Pemerhati Fisika
Thu Apr 08, 2010 6:11 pm by Admin
» KOSMOS: Semesta Kita Ternyata Hologram Raksasa
Mon Feb 22, 2010 8:48 am by Admin
» WTA: Image To Seg-Y
Tue Feb 09, 2010 8:00 pm by hendraparley